Assalamu'alaikum wr wb.
Alhamdulillahi Robbil 'Alamin
Sekedar berbagi cerita, yang baik diambil, yang buruk silahkan diperbaiki...........
Ada satu pernyataan menarik (menurut saya) waktu kumpul bareng teman-teman, salah satu teman memberikan pernyataan dan penilaian begini "Polisi itu kerjanya seharian cuma nilang orang, terutama yang naek motor. Pagi-pagi dia nilang buat sarapan, nah siangnya dia nilang lagi buat makan siang, terus pas mau pulang, sorenya dia nilang lagi buat dibawa ke rumah, buat jajan anaknya sama belanja istrinya"........... saya dan teman-teman larut dalam obrolan yang ga jelas macam gini hingga bubar dan semua pulang, tapi selesai kumpul itu saya teringat lagi dengan pernyataan teman saya tadi, saya terus terpikir tentang pernyataannya dan saya pun mencoba memutar otak yang telah Allah anugerahkan untuk mengambil pelajaran dari obrolan ga jelas macam gini. Saya mendapat pelajaran begini..........1) Setiap orang, secara naluri, pasti menginginkan hidup dengan kondisi terpenuhi segala kebutuhannya, karena itu mereka pasti akan melakukan usaha-usaha agar kebutuhannya terpenuhi, ada yang berusaha dengan cara yang baik dan tidak sedikit pula yang berusaha dengan cara yang tidak baik...... 2) Saya mencoba memposisikan Polisi (sesuai pernyataan teman saya) sebagai orang tua yang memiliki istri dan anak. Dari sini, saya pun mendapat pelajaran bahwa setiap orang tua pasti ingin memberikan kebahagiaan kepada istri dan anaknya, memenuhi segala kebutuhannya. apapun akan mereka lakukan agar semua bisa terwujud. Terkait dengan hal ini saya pun "diingatkan" tentang satu cerita nyata diantara banyak cerita yang saya temui sendiri, yaitu cerita seorang bapak, tukang somay keliling, ketika anaknya sedang sakit, dia terpaksa tidak jualan untuk mengurus anaknya, karena memang agak cukup parah penyakit anaknya itu. Selama beberapa hari tidak jualan demi mengurus anaknya, akhirnya timbul lah masalah baru yang dia alami, TIDAK PUNYA UANG, mau jualan pun ga punya modal, sedangkan anak dan istrinya butuh makan, sampai pada satu malam dia pun pergi ke sebuah warung yang jaraknya 1/2 jam perjalanan dari rumahnya, di warung itu pun dia mengutarakan kondisinya, dia bilang ke yang jaga warung itu (yang bukan kebetulan, tapi sudah takdir, adalah kenalannya) " Lae aku minta tolong boleh ga? gini, anakku sakit dah beberapa hari, terpaksa aku ga bisa jualan soalnya agak parah sakitnya dan istriku pun kebingungan ngurusnya. Sekarang sih dah agak lumayan kondisinya, tapi aku ga punya uang nih Lae, aku sama istriku belum makan dari tadi pagi. Aku boleh minta tolong ga, aku mau utang beras, mie, sama telor (klo diuangkan jumlahnya sekitar Rp.8.800). nti klo aku dah kerja lagi aku bayar Lae. Aku minta tolong ke kamu karena aku kan baru ngontrak disana, dan ga kenal sama tukang warung yang disana, lagi juga kita dah kenal".....Saya tidak mencukupkan usaha dalam mengambil pelajaran dari obrolan yang mungkin ga berguna ini (menurut sebagian orang) hanya sampai disini. Saya pun membuka Al-Quran, memisahkan lembar demi lembar sembari ditengok sebelah kanan dan kirinya dengan harapan bahwa ada penjelasan di dalam al-Qur'an terkait tentang masalah ini. Dari proses ini (mencari penjelasan di dalam al-Quran) saya pun mendapatkan sedikit pemahaman bahwa:
1. Yang dilakukan oleh polisi, yaitu menilang (menindak langsung atau bahasa halusnya "ada uang silahkan jalan, ga ada uang, maaf anda harus disidang) untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan anak-istrinya, telah diisyaratkan oleh Allah untuk tidak dilakukan, melalui firmanNya "Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian memakan harta sesama kalian dengan cara yang batil..."(an-Nisa:29). Jangan sampai demi memenuhi kebutuhan diri sendiri, anak dan juga istri harus ditempuh dengan cara yang tidak baik, tetapi ketka itu sudah dilakukan maka sebenarnya dia sudah dilenakan oleh harta (yang dapat memenuhi segala kebutuhannya), juga anak dan istrinya lalu dia lupa oleh Allah yang Maha Pemberi Rizki, Maha Kaya dan yang mencukupkan semua kebutuhannya. Ini juga yang diisyaratkan oleh Allah dalam firmanNya "Hai orang-orang yang beriman janganlah harta-harta kalian dan anakanak kalian menjadikan kalian lupa dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang merugi" (al-Munafiqun:9).
2. Setiap orang tua sangat menginginkan anaknya hidup dengan layak, mereka akan melakukan segala cara, baik yang halal maupun haram untuk bisa mewujudkannya semua keinginan anaknya, contohnya si polisi yang menilang orang (menurut pernyataan teman saya) tadi, di dalam dirinya pasti terpikir "oh iya, besok anak mau sekolah, butuh jajan dan ibu pun butuh tambahan uang belanja karena gaji yang kemaren dah habis di tengah jalan, gmn ya??" nah dari pikiran seperti inilah, akhirnya terjadi tindakan menilang yang dilakukan oleh polisi. Mungkin hal-hal semacam ini pernah dialami juga oleh kedua orang tua kita, karena kebutuhan yang mendesak sedangkan kondisi pun sedang sulit, maka terlaksanalah tindakan memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak halal. Perlu dicatat bahwa tindakan semacam ini, yaitu memenuhi kebutuhan dengan cara yang tidak halal, hanya dialami ketika IMAN tidak berada di dalam diri pelakunya, maka jangan sekali-kali kita menengok, mencontoh tindakan semacam ini, tetapi marilah kita menengok, mengambil contoh dari apa yang dilakukan oleh si bapak, tukang somay keliling, yang begitu perhatian pada keluarganya, meskipun memiliki kebutuhan yang mendesak sedangkan dirinya dalam kondisi yang sulit, dia lebih memilih menempuh sedikit jarak (+/- 1/2 perjalanan dari rumahnya ke warung) untuk memenuhi kebutuhannya tersebut..........Inilah pelajaran yang saya dapatkan dari firman Allah dalam surat At-Taghobun ayat 14 dan 15, dimana anak-istri dan harta bisa menjadi musuh/faktor yang menyebabkan seseorang jauh berlari meninggalkan Allah SWT. Dan ketika seseorang dihadapi oleh permasalah semacam ini, maka sesungguhnya itu adalah ujian yang bisa menaikkan derajatnya di sisi Allah ataupun semakin membuat dia hina dihadapanNya.
Inilah cerita saya, yang diawali dari obrolan ga berguna (sebenarnya berguna atau tidaknya sih tergantung bagaimana kita memfollow up nya). Mungkin antum/na punya cerita lain yang lebih berkesan dan bermakna dari cerita saya ini, maka berbagi lah dengan saya,ya setidaknya jangan sia-siakan media facebook hanya untuk menulis hal-hal yang kurang bermanfaat......saya tunggu, karena saya butuh banyak belajar dari antum/na yang lebih pandai dan lebih dalam pemahamannya.
Wassalamu'alaikum wr wb
by : Ahmad Mulyono
Minggu, 23 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar